Setara Bersama Keluarga
H O T L I N E
+62 811-1200-996Manusia adalah makhluk yang unik. Ia merupakan manifestasi dari intelegensi yang berwujud; subjek sekaligus objek dari kehendak dan kesadarannya sendiri. Sebagai entitas yang hakikatnya merupakan perpaduan antara materi dan intelegensi, manusia membutuhkan ruang fisik sebagai wujud keberadaan materialnya, serta ruang sosial untuk mengekspresikan kebutuhan intelektual dan spiritualnya. Ruang-ruang tersebut termanifestasi dalam komunitas, tempat berlangsungnya interaksi sosial antar manusia, alam, dan lingkungan sekitarnya.
Objek dari realitas sosial adalah kehidupan masa kini, sementara struktur yang membangunnya bertumpu pada sejarah dan peradaban di masa lampau. Rantai ekosistem sosial mencakup berbagai dimensi, seperti ekonomi, politik, hukum, kebudayaan, lingkungan, dan sebagainya. Interpretasi seseorang terhadap kehidupan sosial merupakan cerminan dari keterikatannya pada komunitas dan lingkungan yang membentuk identitasnya. Seorang materialis akan memaknai kehidupan sosial berdasarkan nilai-nilai kebendaan, dan menjadikan interaksi sosialnya berpijak pada dimensi materiil. Sebaliknya, seorang idealis atau spiritualis akan menafsirkan kehidupan sosial dari perspektif nilai-nilai non-materi, dengan penekanan pada makna, kesadaran, dan dimensi transenden dari relasi sosial.
Perilaku sosial terbentuk dari pandangan logis dan apriori terhadap kebutuhan akan keteraturan dalam kehidupan berkomunitas. Pandangan ini kemudian diterjemahkan ke dalam sistem kehidupan yang disepakati, baik secara eksplisit maupun implisit. Dalam suatu komunitas, sistem tersebut lahir dari perpaduan antara emosi dan akal budi individu yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Hasil dari proses tersebut kemudian mewujud menjadi perilaku kolektif. Setiap komunitas memiliki gagasan keteraturan yang berbeda, sesuai dengan nilai, norma, dan konteks sosial-budaya yang melingkupinya. Perbedaan inilah yang menjadi ciri khas dan penanda keunikan perilaku sosial di berbagai komunitas.
Pada hakikatnya, manusia sebagai pembentuk komunitas adalah satu keluarga besar, di mana setiap individu memiliki kedudukan yang setara karena berasal dari asal kejadian yang sama. Dalam kehidupan sosial, setiap manusia membutuhkan keberadaan manusia lainnya. Kebersamaan merupakan suatu kenyataan yang bersifat dinamis, di mana setiap individu saling berinteraksi, saling melengkapi, dan saling hadir satu sama lain dalam upaya mewujudkan kehidupan bersama sebagai realitas sosial yang utuh.
EQUALITY; kesetaraan yang berkeadilan dalam perbedaan
Equality merupakan prinsip kesetaraan yang menjunjung keadilan di tengah perbedaan. Ia tidak mengingkari keragaman, melainkan mengakui bahwa setiap individu, meskipun berbeda dalam latar belakang, identitas, maupun kapasitas, tetap memiliki hak yang setara untuk diakui, dihargai, dan diperlakukan secara adil dalam seluruh dimensi kehidupan sosial.
Allah, Tuhan semesta alam, tidak membedakan manusia berdasarkan keturunan, warna kulit, suku bangsa, maupun bentuk dan rupa lahiriah. Yang menjadi ukuran di sisi-Nya hanyalah ketakwaan. Dalam hal ini, prinsip persamaan dan kesetaraan diletakkan pada tataran yang hakiki dan sempurna. Manusia diciptakan untuk saling menghormati dan hidup dalam kebersamaan sebagai makhluk sosial. Perbedaan dalam asal-usul, suku bangsa, maupun bentuk fisik merupakan bagian dari kehendak Ilahi yang menghadirkan keindahan, sebagai unsur yang saling melengkapi dalam membentuk harmoni kehidupan bersama.
Menurut penjelasan Ibnu Abbas, taqwa merujuk kepada sikap seseorang yang beriman kepada Allah, menjauhkan diri dari perbuatan syirik, serta senantiasa menaati segala perintah-Nya. Dengan kata lain, taqwa merupakan ikhtiar spiritual dan moral seorang hamba untuk meraih derajat mulia di sisi Tuhannya. Ia bukan sekadar keyakinan dalam hati, melainkan juga tercermin dalam perbuatan nyata yang mencerminkan kepatuhan dan kesucian jiwa.
Dalam konteks ini, kesetaraan merupakan posisi yang moderat, mencerminkan kesejajaran dan keadilan yang melekat erat dengan perbedaan sebagai bagian dari fitrah manusia. Kesetaraan tidak menghapus perbedaan, melainkan menempatkannya sebagai landasan untuk mendorong setiap individu berlomba-lomba dalam kebaikan. Perbedaan dalam kapasitas, latar belakang, maupun potensi justru menjadi ruang bagi manusia untuk menunjukkan upaya dan perilakunya dalam meraih kemuliaan melalui kontribusi nyata dalam kehidupan bersama.
SOLIDARITY ; keberagaman untuk saling melengkapi
Solidarity adalah prinsip kebersamaan yang bertumpu pada keberagaman, di mana perbedaan bukan menjadi pemisah, melainkan kekuatan yang saling melengkapi. Dalam solidaritas, setiap individu dan kelompok menghargai eksistensi yang lain, menjalin hubungan yang setara, dan berkontribusi untuk membangun harmoni sosial berdasarkan semangat saling pengertian, empati, dan tanggung jawab kolektif.
Kejayaan suatu komunitas tidak lain bersumber dari kuatnya kebersamaan di antara masyarakat yang membangunnya. Kebersamaan merupakan ikatan yang kokoh, tertanam di dalam hati, dirumuskan dalam pemikiran, dan diwujudkan melalui tindakan nyata oleh setiap individu yang menyadari kekuatan dan keterbatasannya sebagai manusia. Dalam kesadaran kolektif semacam inilah, kebersamaan menjadi fondasi yang mengokohkan solidaritas dan keberlanjutan komunitas.
Seorang individu dengan individu lainnya ibarat konstruksi bangunan yang saling melengkapi dan menguatkan, memberikan keteduhan, kedamaian, dan keteraturan. Konstruksi pembangunannya terdiri dari kecerdasan sosial, intelektual, emosional, dan spiritual, yang dibangun di atas pohon ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Setiap elemen tersebut saling bersinergi untuk menciptakan fondasi kehidupan bersama yang kokoh, harmonis, dan berkelanjutan.
FRATERNITY ; persaudaaraan dalam masyarakat yang majemuk
Fraternity merujuk pada prinsip persaudaraan dalam masyarakat yang majemuk, di mana keragaman menjadi landasan untuk memperkuat solidaritas dan kebersamaan. Dalam konteks ini, persaudaraan tidak hanya dilihat sebagai hubungan antarindividu, tetapi juga sebagai ikatan sosial yang melibatkan saling pengertian, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Masyarakat yang majemuk, dengan segala keberagaman suku, agama, budaya, dan identitas, membutuhkan persaudaraan yang kokoh untuk membangun harmoni dan kesejahteraan bersama.
Entitas hidup manusia dalam ruang masyarakat dan lingkungan pada hakekatnya adalah perikatan tali kasih persaudaraan. Perikatan ini terjalin melalui hubungan biologis, ideologis, dan kesadaran akan eksistensinya sebagai bagian dari umat manusia. Sekat-sekat primordial yang membatasi, dapat dijembatani melalui rasa cinta kasih, penghargaan, pengakuan, dan penghormatan antar sesama. Hal ini juga tercermin dalam ekspresi pengamalan berbagai aturan dan norma yang melingkupi kehidupan manusia, yang pada gilirannya menguatkan ikatan sosial dan kebersamaan.
Persaudaraan adalah wadah yang mengikat hati dan dimensi akhlak, disatukan oleh semangat kebajikan, dan dipandang sebagai kekuatan dasar dalam struktur kemanusiaan. Dalam persaudaraan terkandung makna bahwa manusia hadir untuk sesamanya, demi kemanusiaan, cinta kasih, dan saling menasehati dalam kebaikan. Jika persaudaraan menjadi landasan dalam suatu komunitas, maka manifestasi dari persaudaraan itu adalah kedamaian, yang tumbuh dan berkembang dalam harmoni antar individu, menghargai perbedaan, dan mengutamakan kepentingan bersama.
Dalam persaudaraan, yang terpenting bukanlah identitas formal yang menjadi pijakan, melainkan moralitas dan tindakan sosial seorang individu yang saling memberi manfaat satu sama lain. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat memberikan manfaat bagi sesamanya. Tindakan yang bermanfaat ini menjadi ukuran sejati dari kemuliaan dalam hubungan sosial, menguatkan ikatan antar individu, dan membangun komunitas yang lebih harmonis dan produktif.
Layanan Kami
Outbound
Sebagai metode mengembangkan tim, kepemimpinan dan pengembangan diri, OutBound merupakan bentuk pengalaman langsung terhadap sebuah fenomena kehidupan yang di simulasikan dalam permainan edukatip. kami akan menyajikan nya untuk anda Outbound sebagai metode pelatihan SDM dan OutBound sebagai kegiatan wisata bermuatan learning. Joint With US, contact HOTLINE !
Gathering
Pernahkan anda mengikuti gathering perusahaan yang diselengarakan di lingkar suasana hutan alam dengan hangatnya camping ground yang kental dengan kegiatan-kegiatan bernuansa petualangan dan edukasi, atau gathering yang dilakukan di sebuah puncak bukit dengan pemandangan Megahnya 3 puncak gunung. Bersama kami gahtering anda akan berbeda. Joint With US, contact HOTLINE !
Camping
Berbagai kegiatan dapat dilakukan pada saat camping seperti trekking, susur sungai, membuat api unggun kebersamaan, itu memang seru !, namun ada yang tak kalah seru nya ketika kegiatan gathering perusahaan atau Outing yang dikemas dengan konsep camping, disisipi kegiatan OutBound dan Adventure dalam nuansa kebersamaan dan learning. Ngemping yuk di Highland !
Adventure
Sebuah petualangan bergendre wisata minat khusus dihadirkan pada kawasan sekitar camp, hadir dalam Cliff Jumping dan Body Rafting di Curug Barong, Naga, Orok dan Curug Priuk. Serta ada ketika anda menelusuri jalanan setapak yang penuh tantangan, menyusur arus sungai dan jeramnya, berenang dalam kesegaran air berwarna hijau tosca ditengah eksotisnya formasi tajuk tegakan, Joint with us..!